Kamis, 24 September 2009

Memikirkan Dzat Allah SWT

Assalamualaikum wr.wb

pertama saya mohon izin untuk mempostingkan artikel ini demi pengetahuan bersama.^_^ Terima kasih...

Pernahkah kita berfikir perihal larangan memikirkan Dzat Allah SWT???
maka banyak orang yang akan menasihati kita untuk berhenti berusaha memikirkan dzat allah.
kalau memang kita ragu dengan larangan tersebut, maka cobalah! Persiapkan diri,dan mulailah berpikir!

pernah seseorang bertanya: "Mengapa kalian percaya pada sesuatu yang tidak jelas bentuknya dan tidak pernah bisa di pahami keberadaannya?".
kita tahu orang tersebut sedang menyindir keyakinan kita kepada Allah SWT.
secara logika orang tersebut benar dengan perkataanya. Akalnya tidak salah. tetapi, agama juga tidak salah. Lalu mana yang benar???

Segala sesuatu yang "logis" (masuk akal) biasanya dapat kita pahami.
sekarang kita akan membuktikan bahwa ada juga hal yang "logis" (masuk akal) namun tidak dapat kita pahami. malah kalau kita dapat memahaminya, itu tidak "logis" (masuk akal).
BINGUNG??? Bagus. berarti kita masih menyimak pembahasan ini.

kita tidak akan memberikan kritik pada agama-agama lain di dunia. Karena apapun keyakinan mereka itu urusan mereka. Enam ayat dalam surah Al-Kaafirun sudah sangat cukup untuk menggambarkan sikap seorang muslim terhadap umat beragama lainnya. Akan tetapi, cukup bermanfaat jika kita mengingat fakta bahwa dari seluruh agama dan kepercayaan di dunia ini, hanya islamlah satu-satunya agama yang tidak memiliki gambaran fisik tentang Tuhan. Bahkan dalam sekte paling sesatnya sekalipun, tidak di temui satupun penggambaran sosok Allah SWT. Inilah salah satu ciri khas islam. Sungguh wajar jika kita temukan larangan untuk memikirkan dzat allah dalam ajaran islam.

Non muslim Bertanya : Wajarkah manusia beriman kepada sesuatu yang jelas wujudnya secara material ???
kita balik bertanya : Wajarkah manusia beriman pada sesuatu yang jelas wujudnya dan dapat di pahami dengan akal???

Mari kita rinci bersama-sama...
Tuhan Maha Melihat. Semua agama sepakat. Tidak ada agama yang menuduh tuhannya lengah dalam menyaksikan suatu pristiwa, sekecil apapun itu. Apakah ini berarti tuhan punya mata??? jika iya, bagaimana bentuknya? masing-masing agama punya penggambaran Tuhannya sendiri-sendiri. bahkan suku-suku terasing pun punya caranya sendiri untuk menggambarkan tuhan. Semua sosok 'Tuhan' itu memiliki mata. Hanya islam yang tidak punya gambaran tentang mata tuhan, walaupun sama-sama menyakini bahwa tuhan memang Maha Melihat.

Bagaimanakah bentuk mata Tuhan? Seperti mata Manusia?
mata manusia memang dikenal canggih, karena menyebabkan kita mampu melakukan persepsi tiga dimensi. kalau kita hanya memiliki satu mata saja, maka kita akan sulit melakukan perhitungan jarak. Kelebihan lainnya lagi, mata manusia indah dilihat dan berkarakter. Setiap orang memiliki bentuk mata yang unik dan berbeda-beda. Akan tetapi mata manusia hanya bisa menatap ke depan dan kesamping hingga batas tertentu. Ia tidak bisa melihat kebelakang. Apakah tuhan bisa memiliki Sifat Maha Melihat dengan mata yang serba terbatas seperti ini?

Sekarang, pikirkanlah tubuh Tuhan. Bagaimanakah gambaran dalam benak kita tentang Tuhan? Apakah kita membayangkan seperti Yesus Kristus, Buddha, atau Wisnu? Atau tubuh Tuhan itu seperti Raksasa, semacam Zeus, Neptunus, atau Atlas? Sekilas, cara penggambaran ini terlihat sangat Logis. Tubuh manusia memang merupakan instrumen paling sempurna yang ada di muka bumi ini.Wajar kalau kita membayangkan Tuhan memiliki tubuh seperti manusia juga. Sosok raksasa memberikan kesan berkuasa yang sangat kuat. Wajar pula jika masyarakat Yunani kuno menggambarkan Dewa-dewinya dalam sosok raksasa.

Apakah semua penggambaran ini memang sesuai dengan Logika???
Apa pun penggambaran fisiknya, jika kita mampu membayangkannya dalam benak kita, maka pastilah ia memiliki ukuran. Artinya, ia mengisi ruang, memiliki luas permukaan dan volume. Hal ini sangatlah manusiawi, karena memang kita selalu hidup dalam dimensi ruang. Benda sekecil Bakteri pun memiliki ukuran. Sebaliknya, sebuah galaksi pun bisa di ukur panjang lebarnya. cuman kita memang belumm menemukan metode yang akurat benar untuk mengukurnya, akan tetapi ia pasti bisa di ukur, karena masih menempati dimensi ruang. Kesimpulannya, jika kita bisa membayangkan wujud Tuhan, maka itu artinya Tuhan menempati dimensi ruang, seperti kita dan benda-benda lain di alam semesta ini.

Dimensi ruang? tunggu dulu, lalu siapa yang menciptakan dimensi ruang ini?
Logis kah membayangkan Tuhan yang terkurung dalam dimensi ruang yang telah dia ciptakan sendiri?
Logiskah membuat kesimpulan bahwa Tuhan bisa di batasi oleh hasil ciptaannya sendiri? kalau Tuhan terbatas oleh dimensi ruang. Lalu apa bedanya dengan makhluk? kalau Tuhan memiliki ukuran terbatas, maka ia pun membutuhkan jangka waktu untuk mencapai suatu jarak. Ini adalah sebuah konsekuensi dari segala sesuatu yang mendiami dimensi ruang dan waktu. Lalu apa pula yang di maksud dengan dimensi waktu???

pertanyaan soal dimensi waktu bisa sama menariknya. Pertanyaan paling favorit adalah mengenai taqdir (qadha dan qadar). pertanyaannya : segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita ini adalah hasi dari serangkaian persamaan, ataukah memang sudah di gariskan oleh Allah? Ada yang bilang bahwa semuanya adalah hasil perbuatan kita. Karena itu baik-buruknya nasib kita adalah cerminan dari usaha kita sebelumnya. Ada juga yang bilang bahwa semuanya telah di tentukan oleh allah. Karena itu, kita tidak perlu repot-repot. Kalau sudah jodoh, tak akan lari kemanapun. sit back,relax,and let destiny do the job!

Permasalahan ini tidak perlu terjadi kalau saja kita mau berhenti berpikir sebagai tuhan. Sampai kapan pun, manusia adalah manusia , bukan Tuhan. Pertanyaan di atas muncul karena adanya perasaan "tidak rela" dalam hati manusia kalau ia tidak memiliki pilihan. Apa pun yang ia perbuat, Allah telah menentukan takdirnya. Hal itu amat sangat tidak menyenangkan. Akan tetapi kita harus objektif dan mau menerima kenyataan.

Kenyataannya, dimensi waktu adalah ciptaan Allah. Manusia terkurung dalam dimensi waktu. Hari kemarin tidak akan kembali lagi, sementara hari esok masih merupakan misteri. Itulah faktanya. Manusia di batasi oleh dimensi waktu. Tapi allah tidak demikian. Wajar, karena Allah sendirilah yang menciptakan dimensi waktu. Bagi Allah, tidak ada misteri masa depan. Segalanya telah di ketahuinya dengan jelas. Manusia memang beda dengan Tuhan. Kita harus menerima kenyataan itu, atau Depresi hingga akhir hayat.

Allah SWT memang melarang manusia untuk memikirkan Dzat nya. Larangan ini tidak diberikan tanpa sebab. Manusia boleh saja mencoba memikirkan hal itu, tapi tidak akan pernah berhasil. Masalahnya, Allah itu sama sekali tidak sama dengan apa yang pernah kita jumpai di alam semesta ini.

Tuhan memang tidak bisa di pahami sepenuhnya. inilah penjelasan paling logis dan ilmiah. Justru sangatlah tidak logis kalau dia bisa di pahami sepenuhnya oleh akal manusia. kalau bisa di pahami, janganp-jangan suatu hari nanti manusia akan menciptakan senjata yang bisa di gunakan untuk mengkudeta Tuhan. Lagi-lagi tidak logis.

Kita tidak bisa memahami Dzat Allah SWT. Tidank paham, tapi kita bisa menyatakannya sebagai sesuatu yang sangat logis. Kalau kita mencari jawaban yang paling logis, maka jelaslah bahwa manusia memang tidak akan pernah memahami Dzat Allah.
Terjawab, bukan ???

maafkan jika ada kesalahan dalam pengucapan maupun kata..
kepada sesama saya mohon maaf, kepada Allah hamba mohon ampun.

Walaikumussalam wr.wb

Tidak ada komentar: